Latest Updates

PROPOSAL PTK 5 : Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Penggunaan Pembelajaran Model Survey, Read, Recall, Review (SQ3R) PadaSiswa Kelas IV SD Negeri No.06 Buttue Kabupaten Barru

  A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan nasional pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pencapaian tujuan pembelajaran nasional dituangkan dalam kurikulum pendidikan nasional yang berbunyi :
“ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. “Undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 (dalam Arifin 2007 : 98)”.

Dalam upaya untuk memajukan kehidupan suatu bangsa dan Negara sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan maka di dalamnya terjadi proses pendidikan atau proses belajar mengajar dan memberikan pengertian pada pandangan dan penyesuaian bagi sesorang ataui murid terdidik kearah kematangan dan kedewasaan. Proses ini akan membawa pengaruh terhadap perkembangan jiwa dan potensi peserta didik kearah yang lebih dinamis baik terhadap bakat atau pengalaman, moral, intelektual, maupun fisik, (jasmani).

Dewasa ini yang menjadi pembicaraan hangat dalam masalah mutu pendidikan adalah prestasi belajar murid dalam suatu bidang ilmu tertentu. Menyadari hal tersebut, maka pemerintah bersama para ahli pendidikan berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan. Upaya pembahasan pendidikan telah banyak dilakukan oleh pemerintah, di antaranya melalui seminar, lokakarya, dan pelatihan-pelatihan dalam hasil penetapan materi pelajaran serta metode pembelajaran untuk bidang studi tertentu misalnya IPA, Matematika, bahasa Indonesia, dan lain-lain. Sudah banyak yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan bahasa Indonesia di sekolah, namun belum menampakkan hasil yang memuaskan, baik oleh tujuan dan proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajar muridnya.

Salah satu keterampilan berbahasa yang semakin penting peranannya dalam memasuki abad ke-21 adalah membaca. Dengan majunya teknologi di bidang media cetak,ribuan bahkan ratusan ribu judul / topic dari berbagai bidang pengetahuan yang terbit setiap harinya. Hanya dengan memiliki keterampilan membaca yang efesien dan efektif barbagai informasi yang bermanfaat dapat dipahami dengan mudah.

Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar tahun 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar perserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan ; (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara ; (3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan ; (4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial; (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (7) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Tingkat kecepatan (efesiensi) dan ketepatan ( efektivitas) membaca teks bacaan siswa Sekolah Dasar yang ideal menurut Nurhadi (1989 : 29) adalah 200 kata permenit. Efesiensi dan efektifitas yang ideal tersebut bisa saja dicapai secara bertahap, bila siswa Sekolah Dasar sungguh berlatih dengan 4 jenis keterampilan membaca tersebut dibimbing oleh segenap guru secara maksimal.

Membaca merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memahami isi bacaan melalui kegiatan pengenalan kata demi kata atau kalimat demi kalimat. Membaca menurut Antony (dalam Miller, 1993 ; 283) bukan hanya sekedar melafalkan huruf demi huruf atau kata demi kata dalam wacana, melainkan suatu proses penyusunan makna melalui interaksi yang dinamis antara pengetahuan pembaca yang dikuasainya dengan informasi yang ada dalam bahasa tulis dan konteks situasi membaca.

Membekali kemampuan dan keterampilan membaca murid Sekolah Dasar diperlukan pembelajaran membaca permulaan. Pembelajaran membaca di kelas tinggi yaitu kelas tiga sampai kelas enam disebut membaca pemahaman atau membaca lanjut. Pemahaman isi dimulai dengan dapatnya murid (a) mengajukan atau menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan; (b) mengemukakan gagasan utama; (c) menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri (meringkas bacaan); (d) mengemukakan gagasan / pesan cerita dan sifat pelaku; (f) menentukan bagian yang menarik dalam cerita. Dankin (1989:7) membaca merupakan kegiatan menelaah kata-kata pengarah dan memahami isinya sesuai konteks yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut membaca dapat dikatakan sebagai suatu proses memahami gagasan dan ide penulis yang tertuang dalam bacaan lalu menghubungkannya dengan pengalaman / skemata pembaca sebelumnya secara kritis, kemudian interaksi ilmiah yang dinamis tersebut dikembangkan secara kreatif. Berdasarkan survey yang dilakukan di SD Negeri No.06 Buttue, Kabupaten Barru khususnya kelas IV diperoleh informasi bahwa kondisi pembelajaran membaca di kelas tersebut pada umumnya mengalami hambatan yang cukup serius. Hal tersebut belum adanya proses pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran masih dilaksanakan dengan cara yang konvensional yaitu murid diberi tugas membaca di sekolah atau di rumah. Tugas itu murid menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar isi bacaan tersebut. Proses murid membaca bukanlah tujuan utama. Tujuannya adalah murid mengerjakan tugas sesuai keinginan guru.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan selama tiga hari di sekolah itu bersama guru dan murid dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) pembelajaran membaca masih menggunakan model yang kurang inovatif; (2) kekuranginovatifan tersebut menjadi kegiatan membaca murid hanya terbatas pada tugas yang dibebankan ; (3) kurangnya membaca murid menjadikan rendahnya tingkat pemahaman murid terhadap isi bacaan hanya apabila murid diberi kesempatan untuk membuka kembali bacaan; (4) rendahnya tingkat / mereka kurang mampu mengungkapkan kembali isi cerita baik secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa murid sendiri. Data yang ada pada murid dalam penilaian membaca pemahaman memperoleh nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman pada semester ganjil 2011-2012 hanya 57,17 masih berada dibawah nilai KKM di sekolah tersebut yaitu 65 dari nilai ideal 100. Kondisi pembelajaran membaca pemahaman pada sekolah tersebut perlu segera diperbaiki. Jalan keluar yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah pemberian alternatif pelaksanaan pembelajaran membaca dengan model, teknik, pendekatan yang berbeda. Di samping itu, pendekatan yang diambil juga harus dapat menggambarkan tingkat pemahaman murid yang menyeluruh, baik pada pemahaman isi yang ditujukan dengan kemampuan murid mengungkapkan kembali isi bacaan baik secara lisan maupun tulisan.

Untuk mengatasi dampak negatif terhadap ketidakmampuan membaca dan memahami isi bacaan dengan baik, diperlukan suatu teknik atau model pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas proses pemahaman. Banyak model-model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam pengajaran membaca pembelajaran di Sekolah Dasar seperti: model Survey, Question, Read, Recall, Review, (SQ3R), model DIA, model DRTA, model KWL, dan model GRP. Salah satu alternatif pemecahan masalah yang digunakan dalam meningkatkan aktivitas membaca pemahaman adalah dengan menggunakan model SQ3R.

Model ini dirancang oleh Robinson pada tahun 1961 yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan daya ingat pemahaman murid terhadap isi bacaan (dalam Burn, 1996:429)
SQ3R adalah singkatan dari Survey, Question, Read, Recall, Review. Tahap pelaksanaannya adalah (1) Survey (menyurvey), tahap mengetahui identitas buku (2) Question (bertanya dalam hati) tahap membuat pertanyaan-pertanyaan yang bersifat produktif, (3) Read (membaca) tahap membaca secara teliti, (4) Recall (mengendapkan dan mengingat kembali), tahap seseorang mengendapkan apa yang telah dipahami, (5) Review (melihat ulang secara selintas), tahap ini dilakukan dengan membaca keseluruhan isi buku secara sepintas. Di samping itu, tahap ini juga dapat dijadikan sarana untuk menemukan hubungan antar bagian dalam buku sehingga informasi yang diperoleh utuh. (Direktorat PLP, 2008).

Menurut Burns, (1996) model SQ3R di atas pada tahap awal lebih efektif dilakukan secara kelompok kecil supaya murid dapat menyusun pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat. Melalui kerja kelompok, murid saling bekerja sama dan saling membantu sehingga tidak terasa sulit menyusun dan menjawab pertanyaan dengan tepat. Dengan demikian, tahap kegiatan seperti meringkas bacaan, menceritakan kembali, memberi pertanyaan alternative dan apresiatif.

Untuk mengetahui bahwa membaca bukan hanya sekedar menggunakan kata demi kata tetapi juga dapat memahami isi bacaan tersebut, seorang guru dapat menerapkan salah satu model pembelajaran membaca pemahaman. Untuk melihat hasil penerapan atau penggunaan model pembelajaran membaca pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia maka penulis ingin melakukan penelitian pada murid kelas IV SD Negeri No.06 Buttue, Kabupaten Barru, dan yang akan digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah model SQ3R.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian tentang membaca pemahaman pada mata pembelajaran bahasa Indonesia menerapkan salah satu model pembelajaran sehingga menetapkan sebuah judul penelitian. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : “Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui penggunaan penbelajaran model survey, read, recall, review (SQ3R) pada siswa kelas IV SD Negeri No.06 Buttue, Kabupaten Barru”. Pemilihan kelas IV SD Negeri No.06 Buttue didasarkan pada pertimbangan bahwa (1) murid kelas IV Sekolah Dasar belum terlatih membaca pemahaman tingkat tinggi, (2) peneliti, kepsek, guru, dan mahasiswa yang dilibatkan dalam penelitian ini sudah terjalin komunikasi yang baik.

Selengkapnya dapat anda Download Di Sini



Hanya untuk berbagi : MUHAMMAD KARWAPI

0 Response to "PROPOSAL PTK 5 : Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Penggunaan Pembelajaran Model Survey, Read, Recall, Review (SQ3R) PadaSiswa Kelas IV SD Negeri No.06 Buttue Kabupaten Barru"

Post a Comment

Tinggalkan Jejak Anda dengan Mengisi Kolom Komentar


ViralGen Referral Shopping

Translate