Latest Updates

Keterampilan Menulis Tes yang Baik Sangat Diperlukan Agar Dapat Menghasilkan Tes yang Valid

Pengembangan Tes
Sebagaimana kita ketahui bahwa secara garis besar tes terbagi dua, yakni tes obyektif dan tes uraian. Tes obyektif dibedakan menjadi tes B-S, tes menjodohkan, tes pilihan ganda (kaidah penulisan tes pilihan ganda klik di sini). Sedangkan tes uraian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes uraian terbuka dan tes uraian terbatas. Kedua jenis tes tersebut hendaknya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang sesuai dengan karakteristik kedua jenis tes tersebut. Jangan gunakan tes uraian hanya untuk mengukur proses berpikir rendah, tetapi gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kompleks. Sebaliknya jangan paksakan tes obyektif untuk mengukur ranah kognitif tingkat tinggi terutama jika kita belum terampil dalam mengkonstruksi tes obyektif yang baik.



Beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mengkonstruksi tes adalah sebagai berikut :

Tes Obyektif :


  1. Inti permasalah yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal.
  2. Hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal.
  3. Hindari pemnggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal.
  4. Alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen, dan pengecoh menarik untuk dipilih.
  5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar.
  6. Setiap butir soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar.
  7. Hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal.
  8. Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban salah.
  9. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai dari yang besar atau yang kecil.
  10. Hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis pada pokok soal.
  11. Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung soal yang lain.

Lihat juga :
Tes Uraian :


  1. Tuliskan tes uraian berdasarkan perencanaan tes (kisi-kisi) yang ada.
  2. Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang kurang tepat atau tidak dapat diukur dengan tes obyektif.
  3. Gunakan tes uraian terbatas untuk menambah sampel yang dapat ditanyakan dalam satu waktu ujian.
  4. Gunakan tes uraian untuk mengungkap pendapat, tidak hanya sekedar menyebutkan fakta. Untuk itu gunakan kata tanya seperti : jelaskan, bandingkan, hubungkan, simpulkan, analisislah, kelompokkanlah, formulasikan, dan lain sebagainya. Hindarkan penggunaan kata tanya seperti sebutkan karena kata tanya seperti itu biasanya hanya meminta siswa untuk menyebutkan fakta saja.
  5. Rumuskan butir soal dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir.
  6. Usahakan agar jumlah butir soal dapat dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan.
  7. Jangan menyediakan sejumlah pertanyaan yang dapat dipilih oleh siswa.
  8. Tulislah skor maksimal yang dapat diperoleh siswa pada setiap butir soal.

Setelah menulis butir soal, sebagai penulis soal kita diwajibkan membuat pedoman penskoran sebagai berikut :


  1. Apa jawaban terbaik untuk pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban yang lain maka jawaban tersebut harus ditulis.
  2. Tandai butir, kata kunci atau konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
  3. Adakah butir, kata kunci atau konsep yang lebih penting dari yang lain?
  4. Beri skor pada setiap butir, kata kunci, atau konsep yang harus muncul pada jawaban tersebut.
  5. Butir, kata kunci, atau konsep yang lenbih penting dapat diberi skor lebih dari yang lain.

Sebelum kita gunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, maka tes uraian yang selesai ditulis harus ditelaah terlebih dahulu.

Hanya untuk berbagi : MUHAMMAD KARWAPI

0 Response to "Keterampilan Menulis Tes yang Baik Sangat Diperlukan Agar Dapat Menghasilkan Tes yang Valid"

Post a Comment

Tinggalkan Jejak Anda dengan Mengisi Kolom Komentar


ViralGen Referral Shopping

Translate